Rabu, 20 April 2011

Pelayanan Kebidanan untuk Ekspat Belanda

Di Belanda, seorang perempuan yang baru melahirkan berhak mendapat pelayanan kebidanan. Tapi di luar negeri jasa ini tidak ada. Sejak beberapa tahun kaum ekspat bisa mendatangkan seorang bidan dari Belanda.
Jam dua siang, Inge Kleemans boleh keluar rumah sakit. Dua hari sebelumnya ia melahirkan seorang putri dan kini ia boleh pulang ke rumahnya di Warsawa, tempat ia tinggal bersama suami. Siang itu juga seorang bidan terbang dari Belanda ke Polandia untuk membantu selama satu pekan.
Khas Belanda
Siapa yang tinggal di luar negeri, tahu bahwa pelayanan kebidanan adalah khas Belanda. Di negara-negara lain di dunia, ibu baru melahirkan boleh tinggal beberapa hari di rumah sakit, di mana staf medis memberinya petunjuk untuk merawat bayi. Tapi untuk hari-hari berat sesudahnya, ia harus meminta bantuan ibu atau sanak keluarga lainnya.
Inge Kleemans tidak mau melakukan itu. "Ini anak pertama saya. Saya tidak percaya diri, misalnya apakah pemberian ASI akan berlangsung baik. Karena itu saya lebih memilih bantuan profesional yang berpengalaman," ujar Inge. Ketika mendengar juga bisa mendatangkan seorang bidan dari Belanda, dia tidak perlu berpikir lebih lama lagi.
Spesialisasi
Grietje Miedema, pemilik biro pelayanan kebidanan Cradle, yang berspesialisasi dalam pemberian pelayanan kebidanan untuk warga Belanda di luar negeri, bisa mengerti keluarga tidak selalu diminta bantuannya. Ibu sering tidak tahu nasehat terbaru tentang pemberian ASI atau posisi tidur si bayi. "Seorang bidan punya latar belakang medis dan langsung tahu jika ada sesuatu," kata Grietje.
Grietje memimpin Cradle sekitar sepuluh tahun. Ketika baru mulai, Cradle satu-satu biro yang menawarkan pelayanan kebidanan untuk keluarga Belanda di luar negeri. "Saya melihat mereka tidak bisa menikmati pelayanan kebidanan, sementara mereka berhak untuk itu," ujar Grietje. Grietje harus meyakinkan perusahaan asuransi dan lembaga-lembaga lain atas manfaat pelayanan kebidanan untuk ekspat dan emigran.
Sementara itu makin banyak instansi yang menawarkan jasa tersebut, tapi pelayanan yang mereka tawarkan sering ditujukan untuk warga Belanda yang tinggal di perbatasan dengan Belgia atau Jerman.
Saskia Platvoet mendatangkan seorang bidan ketika Januari silam melahirkan seorang putra. Ia memilih bidan Nel Visser yang sebagai bidan mandiri membantu warga Belanda di luar negeri.
Nel bermalam di tempat keluarga bersangkutan. Saskia merasa tenang dengan itu. "Kami tidak hanya bisa menghemat biaya, namun kami juga senang ia ada di malam hari. Nel orangnya cergas, tapi jika hari sudah malam, dia beristirahat. Rumah kami cukup besar untuk menampung satu orang lagi," jelas Saskia.
Sama seperti Inge Kleemans, Saskia Platvoet mengenang masa pasca persalinan yang indah. "Nel siap membantu kami dari jam 8 pagi hingga jam 10 malam. Ia menyeterika pakaian, menyedot debu, mencuci pakaian dan memasak. Kami bahkan sempat jalan-jalan ke Dubai," cerita Saskia.
Juga bidan Nel Visser menganggap penting hubungan baik antara dia dan keluarga. Pertama kedua belah pihak melakukan perkenalan dulu, melalui email dan telpon. Bisa juga melalui perantara. "Saya masuk saat sangat intim hidup seseorang. Jika semua tidak berjalan seperti diharapkan, maka pekan itu bisa berlangsung sangat alot," kata Nel.
Nel ingin secepat mungkin menjalankan tugasnya, jika bayi sudah lahir. Karena nasehat di luar negeri tidak selalu sesuai dengan instruksi dari Belanda. "Misalnya pernah terjadi pemberian ASI gagal, karena si ibu tidak memperoleh nasehat tepat. Saya pernah mengalami di Paris bahwa si bayi sudah terbiasa minum dari botol dan menolak ASI. Padahal itu yang justru diinginkan si ibu. Karena itu saya selalu mengatakan, bidan harus mendorong supaya si ibu diperbolehkan pulang setelah dua sampai tiga hari dirawat di rumah sakit," kata Nel.
Istirahat
Namun yang terpenting, kata Nel, adalah bahwa si ibu bisa beristirahat dan menikmati hari-hari pertama dengan bayi baru. "Saya tidak begitu suka perempuan yang langsung menemani tamu. Beberapa perempuan juga bisa menikmati bantuan seorang bidan. Di Dubai saya misalnya membuat gulai sambil berkeringat-keringat, karena keluarga kebetulan sangat merindukan masakan itu."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar