Rabu, 20 April 2011

Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Pada Ibu dalam Masa Persalinan


A. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin atau uri) yang telah cukup bulan atau hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba, 1998: 157).
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin+uri), yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain. (Mochtar, 1998:91)

Partus adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. ( Sarwono, 2005 : 181 )
B. Bentuk Persalinan
1. Persalinan spontan, bila persalinan berlangsung dengan tenaga sendiri.
2. Persalinan buatan, bila persalinan denagn rangsangan sehingga terdapat kekuatan untuk persalinan.
3. Persalinan anjuran
yang paling ideal sudah tentu persalinan spontan karena tidak memerlukan bantuan apapun dan mempunyai trauma persalinan yang paling ringan sehingga kualitas sumber daya manusia dapat terjamin. (Manuaba, 2002 :138)
C. Beberapa Istilah yang Ada Hubungannya dengan Partus
1. Menurut cara Persalinan
a. Partus biasa ( normal )disebut juga partus spontan, adalah proses lahirnya bayi pada LBK dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.
b. Partus luar biasa ( abnormal ) ialah persalinan pervaginam dengan bantuan alat-alat atau melalui dinding perut dengan operasi caesarea

2. Menurut tua ( umur ) kehamilan :
a. Abortus ( keguguran )adalah terhentinya kehamilan sebelum janin dapat hidup ( viable )- berat janin di bawah 1000gr- tua kehamilan di bawah 28 minggu.
b. Partus prematurus adalah persalinan dari hasil konsepsi pada kehamilan 28-38 minggu, janin dapat hidup tetapi prematur berat janin antara 1000-2500gr.
c. Partus maturus atau aterm ( cukup bulan ) adalah partus pada kehamilan 37-40 minggu, janin matur berat badan diatas 2500gr.
d. Partus post maturus ( serotinus ) adalah persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu partus yang di taksir, janin disebut post matur.
e. Partus presipatatus adalah partus yang berlangsung cepat, mungkin di kamar mandi, di atas becak dan sebagainya.
f. Partus percobaan adalah suatu penilaian kemajuan persalinan untuk memperoleh bukti tentang ada atau tidaknya disproporsi sefalopelvik.

Pembagian menurut buku lama adalah :
a. Abortus ialah penghentian atau pengeluaran hasil konsepsi pada kehamilan 16 minggu atau sebelum plasentasi selesai.
b. Partus imaturus adalah penghentian kehamilan sebelum janin viable atau berat janin kurang dari 1000gr atau kehmailan di bawah 28 minggu.

3. Gravida dan para
a. Gravida adalah seorang wanita yang sedang hamil.
b. Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya.
c. Para adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup untuk pertama kalinya.
d. Nullipara adalah seorang wanita yang belum pernah melahirkan bayi viable.
e. Primipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup untuk pertama kalinya.
f. Multipara atau pleuripara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi viable beberapa kali( sampai 5 kali ).
g. Grande multipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih, hidup atau mati.
( Mochtar, 1998 : 91-92 )
D. Sebab – sebab yang menimbulkan persalinan
Sebab-sebab terjadinya persalinan belum diketahui benar, yang ada hanyalah merupakan teori-teori yang kompleks antara lain dikemukakan faktor-faktor hormonal, sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada syaraf dan nutrisi.
Teori penurunan hormon : 1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesteron turun.
1. Teori plasenta menjadi tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.
2. Teori distensi rahim : rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot-otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi utero plasenter.
3. Teori iritasi nekanik : dibelakang serviks terletak ganglion servikale (fleksus frankenhauser). Bila ganglion ini digeser dan di tekan, misalnya oleh kepala janin, akan timbul kontraksi uterus.
4. Induksi partus ( Induction of labour ), partus dapat pula ditimbulkan dengan jalan :

a) Gagang laminaria : beberapa laminaria dimasukkan dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang fleksus frankenhauser.
b) Amniotomi : pemecahan ketuban
c) Oksitosin drips : pemberian oksitosin menurut tetesan per infus. ( Mochtar, 1998 : 93 )
E. Terjadinya permulaan persalinan
Dengan turunnya hormon progesteron menjelang persalinan dapat terjadi kontraksi. Kontraksi otot rahim menyebabkan :
1. Turunnya kepala, masuk pintu atas panggul, terutama pada primigravida minggu ke -36 dapat menimbulkan sesak bagian bawah, di atas simpisis pubis dan sering ingin kencing karena kandung kemih tertekan kepala.
2. Perut lebih melebar karena fundus uteri turun.
3. Terjadi perasaan sakit di daerah pinggang karena kontraksi ringan otot rahim dan tertekannya fleksus frankenhuser yang terletak sekitar serviks ( tanda persalinan palsu-false labour
4. Terjadi pengeluaran lendir, dimana lendir penutup serviks dilepaskan.
5. Terjadi perlunakan serviks karena terdapat kontraksi otot rahim.
( Manuaba, 1998 : 160 )
F. Tahapan Persalinan
Proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu :
Kala I : waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap 10 cm
Kala II : kala pengeluaran janin, waktu uterus dengan kekuatan his ditambah kekuatan mengedan mendorong janin keluar hingga lahir
Kala III : waktu untuk pelepasan dan pengeluaran uri
Kala IV : mulai dari lahirnya uri selama 1-2 jam
1. Kala I ( Kala Pembukaan )
In partu (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah (bloody show), karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement).
Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena pergeseran ketika serviks mendatar dan terbuka
Kala pembukaan dibagi 2 fase, yaitu :
a. Fase laten : di mana pembukaan serviks berlangsung lambat ; sampai pembukaan 3 cm berlangsung dalam 7-8 jam.
b. Fase aktif : berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 subfase :
1) Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm
2) Periode dilatasi maksimal (steady) : selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm
3) Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan jadi 10 cm atau lengkap
Dalam buku-buku, proses membukanya serviks disebut dengan berbagai istilah : melembek (softening), menipis (thinned out), oblitrasi (obliterated), mendatar dan tertarik ke atas (effaced and taken up) dan membuka (dilatation)
Fase-fase yang dikemukakan di atas dijumpai pada primigravida. Bedanya dengan multigravida ialah :
Primi Multi
Serviks mendatar (effacement) Mendatar dan membuka
Dulu baru dilatasi bisa bersamaan
Berlangsung 13-14 jam berlangsung 6-7 jam

2. Kala II (kala pengeluaran janin)
Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat, dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Karenan tekanan pada rectum, ibu merasa seperti mau buang air besar, dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his, kepala janin mulai kelihatan, akan lahirlah kepala, diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi : 1 ½ - 2 jam, pada multi ½ - 1 jam

3. Kala III (kala pengeluaran uri)
Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat, dan berisi plasenta. Beberapa saat kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5-1 menit seluruh plasenta terlepas, terdorong ke dalam vagina dana akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri. Seluruhb proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc

4. Kala IV
Adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan postpartum.
Lamanya persalinan pada primi dan multi adalah :
Primi Multi
Kala I 13 jam 7 jam
Kala II 1 jam ½ jam
Kala III ½ jam ¼ jam
Lama persalinan 14 ½ jam 7 ¾ jam
G. Tujuan Asuhan Persalinan
Tujuan asuhan persalinan normal yaitu mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat optimal.
H. Tanda-tanda persalinan
Gejala persalinan sebagai berikut :
1. Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek.
2. Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda, yaitu :
a. Pengeluaran lendir
b. Lendir bercampur darah
3. Dapat disertai ketuban pecah
4. Pada pemeriksaan dalam, dijumpai perubahan serviks :
a. Perlunakan serviks
b. Pendataran serviks
c. Terjadi pembukaan serviks

Faktor-faktor penting dalam persalinan adalah :
1. Power
a. His ( kontraksi rahim )
b. Kontraksi otot dinding rahim
1) Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
2) Ketegangan dan kontraksi ligamentum rotundum
2. Pasanger
Janin dan plasenta
Passage
Jalan lahir lunak dan jalan lahir tulang.
Pada waktu partus akan terjadi perubahan-perubahan pada uterus, serviks, vagian dan dasar panggul. ( Manuaba, 1998 : 160 )

Pengertian Hipertensi



Tekanan darah pada orang dewasa normal berkisar antara 100/70 mm Hg sampai 140/80 mm Hg. Tekanan darah seseorang dapat berubah setiap saat. Jika tekanan darah di atas normal maka akan terjadi tekanan darah tinggi atau hipertensi.

Darah yang mengalir ke seluruh tubuh dipompa jantung dengan kekuatan tertentu. Kekuatan ini berupa tekanan yang mendorong darah ke luar menuju arteri (pembuluh nadi), kemudian mengalir ke seluruh tubuh. Pada saat otot bilik kiri jantung berkontraksi, maka tekanan yang terjadi diteruskan ke arteri (pembuluh nadi). Tekanan darah ini disebut sistol. Setelah otot bilik jantung berkontraksi kemudian terjadi relaksasi (istirahat) sebentar. Pada saat relaksasi terjadi penurunan tekanan sampai batas rendah.

Tekanan pada saat otot jantung relaksasi ini disebut diastol. Tekanan sistol ditulis di sebelah atas, sedang diastol ditulis di sebelah bawah. Penderita hipertensi memiliki sistol di atas 140 mm Hg dan diastol di atas 90 mm Hg.

Untuk mengukur tekanan darah diperlukan alat tensimeter atau spigmomanometer.

Hipertensi ada 2 macam, yaitu :
1.
Hipertensi esensial atau primer

Penderita hipertensi esensial belum dapat dijelaskan mekanisme kerjanya. Pada umumnya penderita hipertensi esensial memiliki riwayat keluarga penderita hipertensi pula.
2.
Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder dapat terjadi karena kelainan organis seperti penyakit pada perenkim ginjal dan pembuluh darah ginjal, kelainan endokrin, akibat pemakaian obat serta pola hidup yang tidak sehat.













Tekanan Darah Rendah
(Hipotensi)

Definisi Tekanan Darah Rendah (Hipotensi)
Tekanan darah adalah kekuatan yang digunakan oleh darah yang bersirkulasi pada dinding-dinding dari pembuluh-pembuluh darah, dan merupakan satu dari tanda-tanda vital yang utama dari kehidupan, yang juga termasuk detak jantung, kecepatan pernapasan, dan temperatur. Tekanan darah dihasilkan oleh jantung yang memompa darah kedalam arteri-arteri dan diatur oleh respon oleh arteri-arteri pada aliran darah.
Tekanan darah perorangan dinyatakan sebagai tekanan darah sistolik/diastolik, contohnya, 120/80. Tekanan darah sistolik (angka yang diatas) mewakili tekanan di arteri-arteri ketika otot jantung berkontraksi dan memompa darah kedalamnya. Tekanan darah diastolik (angka yang dibawah) mewakili tekanan di arteri-arteri ketika otot jantung mengendur (relax) setelah ia berkontraksi. Tekanan darah selalu adalah lebih tinggi ketika jantung sedang memompa daripada ketika ia sedag mengendur (relax).
Tekanan darah sistolik untuk kebanyakan kaum dewasa sehat jatuh antara 90 dan 120 milimeter air raksa (mm Hg). Tekanan darah diastolik normal jatuh antara 60 dan 80 mm Hg. Petunjuk-petunjuk sekarang ini menentukan tekanan darah normal lebih rendah dari 120/80. Tekanan darah diatas 130/80 dipertimbangkan tinggi. Tekanan darah tinggi meningkatkan risiko mengembangkan:
Tekanan darah rendah (hypotension) adalah tekanan begitu rendah yang menyebabkan gejala-gejala atau tanda-tanda yang disebabkan oleh aliran darah yang rendah melalui arteri-arteri dan vena-vena. Ketika aliran darah terlalu rendah untuk menyerahkan oksigen dan nutrisi-nutrisi yang cukup pada organ-organ vital seperti otak, jantung, dan ginjal, organ-organ tidak berfungsi secara normal dan mungkin rusak secara permanen.
Tidak seperti tekanan darah tinggi, tekanan darah rendah ditentukan terutama oleh tanda-tanda dan gejala-gejala dari aliran darah yang rendah dan tidak oleh angka tekanan darah yang spesifik. Beberapa individu-individu mungkin mempunyai tekanan darah dari 90/50 dengan tanpa gejala-gejala dari tekanan darah rendah dan oleh karenanya tidak mempunyai tekanan darah rendah. Bagaimanapun, yang lain-lain yang normalnya mempunyai tekanan darah tinggi mungkin mengembangkan gejala-gejala tekanan darah rendah jika tekanan darah mereka jatuh ke 100/60.

Pembuatan Preparat dan Pengecatannya


Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas, begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan (Jaweta, 1986; Dwidjoseputro, 1994; Assani, 1994).
Tujuan dari pewarnaan adalah untuk memudahkan melihat bakteri dengan mikroskop, memperjelas ukuran dan bentuk bakteri, untuk melihat struktur luar dan struktur dalam bakteri seperti dinding sel dan vakuola, menghasilkan sifat-sifat fisik dan kimia yang khas daripada bakteri dengan zat warna, serta meningkatkan kontras mikroorganisme dengan sekitarnya (Pelczar & Chan, 1986; Volk & Wheeler, 1993; Lim, 1998).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri yaitu fiksasi, peluntur warna, subtrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup. Pewarnaan gram pertama kali mulai dikembangkan pada tahun 1884 oleh ahli histologi yaitu Cristian Gram (Cappuccino & Sherman, 1983).
Berbagai macam tipe morfologi bakteri (kokus, basil, spirilum, dan sebagainya) dapat dibedakan dengan menggunakan pewarna sederhana. Istilah ”pewarna sederhana” dapat diartikan dalam mewarnai sel-sel bakteri hanya digunakan satu macam zat warna saja (Gupte, 1990). Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarna-pewarna sederhana karena sitoplasmanya bersifat basofilik (suka akan basa) sedangkan zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan sederhana umumnya bersifat alkalin (komponen kromoforiknya bermuatan positif). Faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri yaitu fiksasi, peluntur warna , substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup. Suatu preparat yang sudah meresap suatu zat warna, kemudian dicuci dengan asam encer maka semua zat warna terhapus. sebaliknya terdapat juga preparat yang tahan terhadap asam encer. Bakteri-bakteri seperti ini dinamakan bakteri tahan asam, dan hal ini merupakan ciri yang khas bagi suatu spesies (Dwidjoseputro, 1994).
Zat warna adalah senyawa kimia berupa garam-garam yang salah satu ionnya berwarna. Garam terdiri dari ion bermuatan positif dan ion bermuatan negatif. Senyawa-senyawa kimia ini berguna untuk membedakan bakteri-bakteri karena reaksinya dengan sel bakeri akan memberikan warna berbeda. Perbedaan inilah yang digunakan sebagai dasar pewarnaan bakteri (Sutedjo, 1991).
Sel-sel warna dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu asam dan basa. Jika warna terletak pada muatan positif dari zat warna, maka disebut zat warna basa. Jika warna terdapat pada ion negatif, maka disebut zat warna asam. Contoh zat warna basa adalah methylen blue, safranin, netral red, dan lain-lain. Sedangkan anionnya pada umumnya adalah Cl-, SO4-, CH3COO-, COOHCOO?. Zat warna asam umumnya mempunyai sifat dapat bersenyawa lebih cepat dengan bagian sitoplasma sel sedangkan zat warna basa mudah bereaksi dengan bagian-bagian inti sel. Pewarnaan bakteri dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti : fiksasi, peluntur warna, substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup (Sutedjo, 1991).Sel–sel bakteri mempunyai muatan yang agak negatif bila pH lingkungannya mendekati netral. Muatan negatif dari sel bakteri akan bergabung dengan muatan positif dari ion zat warna misalnya methylen blue, sehingga selnya akan berwarna. Perbedaan muatan inilah yang menyebabkan adanya ikatan atau gabungan antara zat warna dan sel bakteri (Schegel, 1993).
Bacillus adalah contoh-contoh organisme yang mempunyai kapasitas untuk pertahanan, salah satunya adalah sel vegetatif yang aktif secara metabolik, tipe-tipe sel inaktif secara metabolik disebut spora. Kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan untuk keberlangsungan aktivitas sel vegetatif, biasanya pada saat kurangnya sumber nutrisi karbon, sel ini mempunyai kapasitas untuk mengalami sporogenesis dan memberikan reaksi untuk pembentukan struktur intraseluler baru (endospora) yang dilindungi oleh lapisan yang tidak dapat ditembus air (tahan penetrasi) dikenal sebagai jaket spora (spore coats) (Cappuccino & Sherman, 1983

Pelayanan Kebidanan untuk Ekspat Belanda

Di Belanda, seorang perempuan yang baru melahirkan berhak mendapat pelayanan kebidanan. Tapi di luar negeri jasa ini tidak ada. Sejak beberapa tahun kaum ekspat bisa mendatangkan seorang bidan dari Belanda.
Jam dua siang, Inge Kleemans boleh keluar rumah sakit. Dua hari sebelumnya ia melahirkan seorang putri dan kini ia boleh pulang ke rumahnya di Warsawa, tempat ia tinggal bersama suami. Siang itu juga seorang bidan terbang dari Belanda ke Polandia untuk membantu selama satu pekan.
Khas Belanda
Siapa yang tinggal di luar negeri, tahu bahwa pelayanan kebidanan adalah khas Belanda. Di negara-negara lain di dunia, ibu baru melahirkan boleh tinggal beberapa hari di rumah sakit, di mana staf medis memberinya petunjuk untuk merawat bayi. Tapi untuk hari-hari berat sesudahnya, ia harus meminta bantuan ibu atau sanak keluarga lainnya.
Inge Kleemans tidak mau melakukan itu. "Ini anak pertama saya. Saya tidak percaya diri, misalnya apakah pemberian ASI akan berlangsung baik. Karena itu saya lebih memilih bantuan profesional yang berpengalaman," ujar Inge. Ketika mendengar juga bisa mendatangkan seorang bidan dari Belanda, dia tidak perlu berpikir lebih lama lagi.
Spesialisasi
Grietje Miedema, pemilik biro pelayanan kebidanan Cradle, yang berspesialisasi dalam pemberian pelayanan kebidanan untuk warga Belanda di luar negeri, bisa mengerti keluarga tidak selalu diminta bantuannya. Ibu sering tidak tahu nasehat terbaru tentang pemberian ASI atau posisi tidur si bayi. "Seorang bidan punya latar belakang medis dan langsung tahu jika ada sesuatu," kata Grietje.
Grietje memimpin Cradle sekitar sepuluh tahun. Ketika baru mulai, Cradle satu-satu biro yang menawarkan pelayanan kebidanan untuk keluarga Belanda di luar negeri. "Saya melihat mereka tidak bisa menikmati pelayanan kebidanan, sementara mereka berhak untuk itu," ujar Grietje. Grietje harus meyakinkan perusahaan asuransi dan lembaga-lembaga lain atas manfaat pelayanan kebidanan untuk ekspat dan emigran.
Sementara itu makin banyak instansi yang menawarkan jasa tersebut, tapi pelayanan yang mereka tawarkan sering ditujukan untuk warga Belanda yang tinggal di perbatasan dengan Belgia atau Jerman.
Saskia Platvoet mendatangkan seorang bidan ketika Januari silam melahirkan seorang putra. Ia memilih bidan Nel Visser yang sebagai bidan mandiri membantu warga Belanda di luar negeri.
Nel bermalam di tempat keluarga bersangkutan. Saskia merasa tenang dengan itu. "Kami tidak hanya bisa menghemat biaya, namun kami juga senang ia ada di malam hari. Nel orangnya cergas, tapi jika hari sudah malam, dia beristirahat. Rumah kami cukup besar untuk menampung satu orang lagi," jelas Saskia.
Sama seperti Inge Kleemans, Saskia Platvoet mengenang masa pasca persalinan yang indah. "Nel siap membantu kami dari jam 8 pagi hingga jam 10 malam. Ia menyeterika pakaian, menyedot debu, mencuci pakaian dan memasak. Kami bahkan sempat jalan-jalan ke Dubai," cerita Saskia.
Juga bidan Nel Visser menganggap penting hubungan baik antara dia dan keluarga. Pertama kedua belah pihak melakukan perkenalan dulu, melalui email dan telpon. Bisa juga melalui perantara. "Saya masuk saat sangat intim hidup seseorang. Jika semua tidak berjalan seperti diharapkan, maka pekan itu bisa berlangsung sangat alot," kata Nel.
Nel ingin secepat mungkin menjalankan tugasnya, jika bayi sudah lahir. Karena nasehat di luar negeri tidak selalu sesuai dengan instruksi dari Belanda. "Misalnya pernah terjadi pemberian ASI gagal, karena si ibu tidak memperoleh nasehat tepat. Saya pernah mengalami di Paris bahwa si bayi sudah terbiasa minum dari botol dan menolak ASI. Padahal itu yang justru diinginkan si ibu. Karena itu saya selalu mengatakan, bidan harus mendorong supaya si ibu diperbolehkan pulang setelah dua sampai tiga hari dirawat di rumah sakit," kata Nel.
Istirahat
Namun yang terpenting, kata Nel, adalah bahwa si ibu bisa beristirahat dan menikmati hari-hari pertama dengan bayi baru. "Saya tidak begitu suka perempuan yang langsung menemani tamu. Beberapa perempuan juga bisa menikmati bantuan seorang bidan. Di Dubai saya misalnya membuat gulai sambil berkeringat-keringat, karena keluarga kebetulan sangat merindukan masakan itu."